Kalimantan Selatan adalah satu satu propinsi penghasil batubara terbesar di Indonesia, tapi masih juga kekurangan listrik. PLN hanya mampu menyediakan daya sebesar 250 Megawatt, sementara beban puncak untuk Kalimantan Selatan dan Tengah mencapai 320 Megawatt. Sejak tahun 1999-2000 ketika PLTU Asam-Asam berkapasitas 2 x 65 MW dibangun, praktis tidak ada pembangunan pembangkit listrik berskala besar di Kalimantan Selatan. "Sejak tahun 2000 hingga sekarang ini, kondisi kita memang sangat terbatas sekali," kata Ir Sukahar, deputy manajer operasi pembangkit PLN Kalimantan Selatan dan Tengah. Akibatnya pada masa-masa beban puncak di petang dan malam hari, pelanggan industri seperti pabrik dan hotel harus keluar dari sistem listrik PLN dan menggunakan generator sendiri.
Tenaga Diesel
Sebagai daerah penghasil batu bara, ironisnya sebagian terbesar pembangkit listrik di Kalimantan Selatan adalah PLTD atau pembangkit bertenaga diesel. "Untuk tahap-tahap awal pendirian pebangkit itu biasanya PLTD, lebih murah dan cepat, cocok dengan kota kecil yang dilayani waktu itu, "kata Ir Haryono dari PLN ketika berbicara di PLTD Trisakti, Banjarmasin. Sekarang harga diesel tidak murah lagi, sehingga biaya produksi PLTD untuk menghasilkan listrik lebih dua kali lipat dari harga jual PLN kepada konsumen. Oleh karena itu di sluruh Indonesia, pemerintah mencanangkan Proyek PLTU 10.000 MW yang menggunakan bahan bakar batu bara. Biaya produksi listrik berbahan bakar batu bara hanya seperempat dari ongkos produksi rata-rata PLN saat ini.
Untuk Kalimantan Tengah dan Selatan, PLN sekarang sedang membangun PLTU Asam- Asam Unit 3 dan 4 yang menggunakan bahan bakar batubara. Direktur Utama PLN Fachmi Mochtar membantah perusahaan yang ia pimpin terlambat mengantisipasi kebutuhan akan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang lebih murah dan lebih andal. "Di bawah tahun 2000an, peran BBM pada sistem kelistrikan nasional cukup dominan karena saat itu harga BBM relatif murah. Pada saat harga BBM meningkat, kita mencari alternatif solusi untuk energi primer," kata Fachmi.
Tidak Sabar
Pemerintah propinsi Kalsel sudah tidak sabar lagi dengan kekurangan ini. Menurut wakil gubernur Rosehan Noor Bahri banyak kabupaten berminat membangkitkan listrik sendiri, tetapi terhambat oleh murahnya harga beli PLN. "Kenapa ayam mati di lumbung padi? Seharusnya kan tidak begitu. Beberapa kali kabupaten berniat membuat power plant. Kendalanya adalah harga beli PLN menurut investor terlalu murah," kata Rosehan. Semua faktor ini membuat para pelanggan listrik masih akan mengalami pemadaman. "Insya Allah kalau PLTU Asam-Asam 3 dan 4 beroperasi, tidak akan ada lagi pemadaman, "kata Ir Sukahar. Menurut rencana PLTU Asam-Asam Unit 3 dan 4 akan selesai pada tahun 2011 atau 2012.
bbc
7 years ago