BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Bangkrut

Bangkrut. Info sangat penting tentang Bangkrut. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Bangkrut

Bangkrut. Prokimal Kotabumi Lampung Utara. Kekuasaan adalah tetangga yang paling dekat dengan korupsi. Seorang penguasa atau pejabat kapan saja bisa menjelma menjadi seorang koruptor. Apakah ungkapan itu memang benar? Jawabnya adalah kemungkinan besar benar. Meskipun orang yang tidak menjadi pejabat pun bisa menjadi seorang koruptor. Pendeknya, setiap orang bisa menjadi koruptor jika ia mau. Dan sesuai logika, semakin besar kekuasaan yang dipegangnya, makin besar pula kemampuannya dalam melakukan korupsi.

Seperti halnya prostitusi, korupsi juga sudah menjadi penyakit sosial. Penyakit yang terus menerus akan menggerogoti anggota tubuh masyarakat. Penyakit sosial ini sangat sulit untuk diobati atau diberantas karena justru ada saja kalangan yang membutuhkannya. Daya tularnya luar biasa. Korupsi adalah penyakit yang paling menular. Hari ini Anda berteriak-teriak menuntut diberantasnya praktek korupsi di negeri ini, hari ini Anda menuntut agar semua koruptor di negeri ini dihukum mati. Tapi keesokan harinya, Anda yang menggantikan mereka. Mengapa demikian? Sebab hari ini Anda belum punya kesempatan.

Jika Anda orang Indonesia, jika Anda seorang manusia, jangan pernah mengambil apa saja yang bukan hak Anda. Dan yang paling penting, jangan pernah merasa berhak atas sesuatu hanya karena bisikan keinginan Anda. Hanya karena jasa yang seujung kuku, seringkali orang sudah merasa punya hak untuk mendapat imbalan. Dan segera melupakan kewajiban.

Sejak pembunuhan terhadap Julius Caesar pada 44 Sebelum Masehi (SM) hingga naik tahtanya Constantine pada 306 Masehi, terdapat 58 kepala negara Romawi yang diangkat kaisar. Dari puluhan kaisar itu, 16 meninggal secara wajar, seorang mati di medan pertempuran, enam orang bunuh diri untuk menghindari hukuman mati, dan 35 orang dibunuh.

Dari pemerintahan Nigerius pada 193 Masehi sampai pemerintahan Diocletain, terdapat 28 kaisar. Dua orang bunuh diri, seorang mati dalam tawanan Persia, seorang mati karena penyakit pes, dan sebanyak 24 orang dibunuh secara berturut-turut antara 194 M dan 284 M. Pembunuhan menjadi pola pergantian kaisar yang lazim di ujung keruntuhan kekaisaran Romawi pada abad ketiga.

Guru besar Jurusan Kajian Melayu Universitas Nasional Singapura, Syed Hussein Alatas, dalam bukunya "Korupsi, sifat, sebab, dan fungsi", menyebutkan satu faktor yang menyebabkan pola pergantian kekuasaan yang keji itu, korupsi.

Untuk menjadi kaisar, seseorang hanya harus bermodalkan uang banyak untuk menyuap para tentara dan senat. Tanpa malu-malu, jabatan yang seharusnya terhormat itu diperjualbelikan kepada mereka yang mampu membelinya dengan penawaran tertinggi sehingga seorang kaisar diangkat atau diturunkan demi uang atau perasaan hati yang berubah seketika.

Pada akhirnya, tentara membunuh para kaisar yang terlalu keras memegang displin, atau hanya karena perasaan hati yang berubah secara mendadak seperti bosan.

Alatas dalam bukunya menyebutkan, penyuapan tidak hanya melanda kalangan atas, namun telah merasuk ke lapisan rakyat Romawi. Untuk memikat kalangan rakyat, para kaisar memberi padi-padian, minyak, uang, jamuan makan dan daging kepada rakyatnya tanpa kecuali. Mereka juga menyelenggarakan berbagai tontonan, pertarungan gladiator, sandiwara, pacuan, sirkus, pertandingan atletik dan pertunjukan pertempuran laut. Rakyat akhirnya terbiasa menerima suap untuk kesetiaan mereka dalam bentuk makanan dan hiburan.


Powered By : Blogger