Tadi, setelah memberangkatkan kapal tanker yang selesai loading methanol, saya segera pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah langsung sholat isya, lalu makan malam. Tadi tidak sempat makan malam, waktunya mepet dan harus segera ke kantor setelah buka puasa dan shalat maghrib. Setelah acara makan malam selesai, langsung mak jleg…, duduk di depan laptop dan segera online. Cek beberapa e-mail yang masuk, habis itu ngeblog lagi deh. Saat akan membalas komentar yang sudah masuk, saya baru sadar bahwa ternyata kemarin malam saya sudah membuat kesalahan pada blog saya ini. Apa itu?
Ternyata saya baru tahu kalau posting saya yang kemarin terpublish dalam keadaan terpotong alias belum komplit. Bayangkan, hampir separuh naskah yang ketinggalan. Koq baru tahu sekarang? Kemarin itu ngapain? Koq yang baca tidak bilang apa-apa ya? Inilah akibatnya kalau kerja terburu-buru. Tidak diperiksa dulu hasilnya. Masalahnya setelah dipublish, saya tidak periksa lagi layout-nya. Saya fikir pasti beres seperti biasanya.
Saya jadi tidak enak nih sama Ardy. Soalnya posting itu saya tulis karena order PR-nya itu. Nanti kesannya malah mengerjakan PR sekedarnya aja. Tidak komplit lagi. Hanya gara-gara alasan saya sudah pernah menggarap PR itu.
Karena kesalahan teknis itu saya jadi terpancing untuk mencari kambing hitam. Kambing yang semua bulunya berwarna hitam, termasuk bulu keteknya. Seingat saya kemarin malam itu cuaca tidak terlalu bagus. Sedikit hujan dan angin lumayan kencang. Gejala badai nih. Maklum, rumah dekat laut gini harus selalu waspada dengan angin seperti itu.
Gara-gara cuaca yang tidak bersahabat, koneksi internet pun jadi lumayan ngadat. Gprs telkomsel yang biasa saya pakai benar-benar jadi lemot. Malah cuma jalan di tempat. Ternyata operator yang satu ini tidak tahan perubahan cuaca. Segera ganti kartu IM3. Yang ini lumayan koneksinya. Tapi masih agak lambat juga. Tidak apa deh, nanggung nih. Posting yang sudah siap itu segera saya publish. Wussshhh… Wordpress bilang posting itu sudah dipublikasikan. Beres. Ternyata?
Ya sudahlah, itu bisa jadi pengalaman buat saya. Posting itu sudah saya lengkapi. Lain kali harus periksa lagi setiap hasil pekerjaan. Karena penerapan mode read more menyebabkan saya tidak tahu bahwa posting itu dalam keadaan tidak utuh saat dipublikasikan. Read more lagi yang disalahkan. Dasar, mau menang sendiri.
7 years ago